PROSESS PENYIARAN
Prosess penyiaran melibatkan 3 hal, yaitu komponen software,
brainware, dan hardware. Tanpa salah satu dari komponen ini,
penyelenggaraan penyiaran tidak akan berlangsung. Software meliputi
dukungan menejemen, naskah produksi, SOP masing-masing profesi yang
terlibat dalam proses siaran, semua jenis regulasi termaksud kode etik
penyiaran.
Brainware adalah semua crew penyelenggara siaran yang terlibat,
seperti pengarah acar, kamerawan, oprator audio. Brainware
mengidentifikasi satu ide pemikiran, kreativitas, serta gagasan
produksiyang lainnya. Sementara Hardware meliputi semua peralatan
produksi yang terlibat seperti kamera, microfon, peralatan tata cahaya,
serta peralatan pemancar.
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Proses penyiaran dapat berlangsung dengan menggunakan pemancaran
gelombang elektromagnetik (GEM) yang dibuktikan oleh Heinrich Hertz pada
1887. GEM tersebut dihasilkan oleh system antenna, yaitu suatu susunan
batang-batang logam yang biasanya terbuat dari bahan tembaga ataupun
alumunium. Batang-batang logam itu tersusun sedemikian rupa sehingga
bisa bisa memancarkan GEM terarah pada satu arah ( unidirectional ) atau
kesemua arah dengan sama rata ( omnidirectional ). Untuk keperluan
penyiaran dan broadcasting , jenis pencaran yang digunakan adalah antena
dengan pancaran yang omnidirectional sesuai dengan istilah “broad”.
POLA RADIASI ANTENA
Unidirectional ataupun omnidirectional sebelumnya dikenal sebagai
pola radiasi (radiation pattern) antenna yang didefinisikan sebagai pola
garis tertutup diatas kertas dengan bentuk tertentu, yang menunjukkan
nilai kuat medan listrik (electric field, E) pancaran satu antenna yang
terletak dipusat pola itu.
MUKA GELOMBANG
Muka gelombang (wave front) dari pancaran atau rambatan GEM adalah
ujung dari rambatan yang kemuadian secara keseluruhan berkas membentuk
pola tertentu yang disebut sebagai pola radiasi.
FREKUENSI GELOMBANG
Frekuensi gelombang memiliki panjang gelombang yang dibatasi oleh
periode waktu yang dimulai dari nol pertama gelombang sampai nilai nol
yang ketiga dari gelombang tersebut. Frekuensi gelombang berarti juga
termasuk frekuensi siaran dialokasikan pada kelompok frekuensi radio (RF
= radio frequency), yaitu mulai dari MF (Medium Frequency) sampai SHF
(super high frequency).
PEMANCARAN DAN TRANSMISI SIARAN
GEM ini memancarkan dengan frekuensi tertentu yang tergantung dari
jenis operasional stasiun bersangkutan. Bila stasiun ini merupakan
stasiun radio MW (medium wave), maka frekuensi pancaran itu berada pada
pita MF (medium frequency) frrekuensi pancarannya mencapai 300-3000 khz.
Adapun untuk siaran FM, maka frekuensi pancarannya barada di pita VHF,
yaitu antara 88-108 MHz. Bila merupakan stasiun televise, maka frekuensi
pancarannya berada pada pita VHF (very high frequency) atau UHF
(ultra-high frequency).
Informasi dikirimkan dengan proses yang disebut sebagai modulasi,
yaitu proses mengubah satu parameter dari GEM oleh sinyal informasi.
Dalam hal ini GEM disebut juga sebagai gelombang pembawa (carrier wave),
sedangkan sinyal komunikasi disebut sinyal pemodulasi (modulating
wave).
Terdapat satu metode lain untuk penerus pemancar siaran satu stasiun
induk, yaitu dengan mendapatkan siaran tersebut melalui penerimaan biasa
(off air) dan memancarkan kembali dengan frekuensi atau kanal yang
tidak sama, untuk dikawasannya.
Terdapat metode penerus pancaran siaran satu stasiun induk, salah
satunya dengan menggunakan teknologi satelit. Sinyal siaran stasiun
induk dicabang menjadi dua jalur, yaitu satu untuk dipancarkan biasa dan
satu jalur lagi untuk menjadi input unit uplink satelit. Dengan unit
uplink ini, sinyal siaran dikirimkan ke satelit yang biasanya jenis GEO
(Geostationary Earth Orbit) tertentu dan pada transponder tertentu,
misalnya Palapa untuk Indonesia. Satelit kemudian mengubah frekuensi
pancarannya untuk dipancarkan kembali (downlink) ke satu kawasan di bumi
yang disebut dengan istilah footprint.
Pasangan frekuensi uplink dan downlink telah diatur oleh ITU
(International Telecommunication Union), seperti C-band untuk satelit
palapa. Kearah uplink menggunakan pita 6 GHz, dan downlink menggunakan
pita 4 GHz. Rangkaian pemancar sendiri mempunyai dua bagian besar, yaitu
deretan blok pembangkit sinyal pembawa atau carrier yang umumnya
mempunyai frekuensi pada range frekuensi radio. Dan satu lagi adalah
kelompok deretan blok pembangkit sinyal pemodulasi (modulating wave).
Sinyal pemodulasi dapat berbentuk voice, music, ataupun video, baik
dalam soal analog atupun digital. Untuk system pemancaran televisi,
secara garis besar sama dengam system penyiaran radio, tetapi sumber
sinyal informasinya berbentuk sinyal audio dan video.
PENERIMAAN SIARAN
Proses penerimaan siaran tentunya mmelalii proses yang sebaliknya
dari sisi pemancaran, yaitu bila mana disana terdapat proses modulasi
maka disisi penerimaan terdapat proses demodulasi, baik untuk system
modulasi AM maupun FM. Penerimaan diawali oleh tangkapan sinyal
gelombang pancaran daru udara (off air) melalui proses seleksi yang
disebut tuning, dan rangkaian yang melakukan prosess ini disebur tuner.
Rangkaian ini berada dalam blok penguat-RF. Selanjutnya sinyal yang
terseleksi, yaitu kanal atau frekuensi stasiun tertentu, diteruskan ke
blok mixer untuk dicampur dengan sinyal dari osilator lokal. Hasil
percampuran ini adalah sinyal IF (intermediate frequency) yang masih
berisi sinyal informasi. Dari sinyal IF kemudian diambil kembali sinyal
informasi melalui proses yang disebut dengan deteksi atau demodulasi,
yaitu proses sebaliknya dari proses midulasi disisi pemancar.
AGC (automatic gain control) berfungsi menjaga stabilitas level
penerimaan terhadap posisi receiver dari pemancar. Pada suatu receiver
radio terdapat tombol pengatur minimal, pemilih frekuensi stasiun
(tuning-tombol putar) pemilih band frekuensi (MW,SW,FM-tombol selector)
dan pengatur volume. Untuk system penerimaan televisi, mempunyai
bagian-bagian yang lebih kompleks karena harus mengolah dua jenis sinyal
informasi, suara dan gambar. Untuk sinya suara, pemrosesannya merupakan
proses sebaliknya dari modulasi FM, dan monitornya adalah loudspeaker.
Sedangkan dalam proses sinyal gambar mengalami tahap sinkronisasi agar
sinyal gambar dapat tersusun kembali menjadi satu frame gambar yang
dapat tampil dilayar kaca.
Semoga Bermanfaat,,,!!!
Sumber : yusrilikhzaa.wordpress.com
Comments
Post a Comment